Mengenal Visakha FC, Klub Ambisius Kamboja Yang Sukses Bantai Bali United

Visakha merupakan klub baru di Kamboja yang baru berusia enam tahun, tapi memiliki progres yang mengesankan bahkan punya stadion sendiri.

Visakha FC menorehkan hasil yang sangat luar biasa mengejutkan ketika menghadapi juara Indonesia, Bali United, dengan meraih kemenangan 5-2 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Senin (27/6).

Dengan hasil tersebut, klub asal Kamboja itu memuncaki klasemen sementara Grup G usai dua laga dan berpeluang besar lolos ke semi-final Piala AFC 2022 zona ASEAN setelah sebelumnya mereka mengalahkan wakil Filipina, Kaya FC.

Bagi fans sepakbola Indonesia, mungkin pencapaian Visakha tergolong mengejutkan apalagi untuk ukuran klub yang baru berumur enam tahun namun di sisi lain, tentu ini adalah progres yang membanggakan bagi sepakbola Kamboja.

Profil singkat Visakha FC

Visakha FC merupakan klub yang dibentuk 10 Februari 2017 oleh inisiatif Sar Sokha yang merupakan sekretaris kementerian pendidikan, pemuda dan olahraga Kamboja.

Pada tahun yang sama, Visakha langsung berpartisipasi di liga kasta kedua Kamboja dan menjuarainya, sehingga hanya butuh satu tahun saja bagi mereka untuk promosi ke kasta tertinggi yang sekarang dikemas dengan nama Cambodian Premier League (CPL).

Meski baru seumur jagung, Visakha mampu membukukan prestasi yang luar biasa di kancah sepakbola Kamboja. Mereka finis ketiga dalam musim debutnya di liga teratas dan prestasi tertinggi mereka sebagai runner-up 2019.

Visakha tampil di ajang Asia dengan menyandang status sebagai juara piala domestik yakni Hun Sen Cup edisi 2021, trofi yang mereka pertahankan sejak 2020.

Progres yang mengesankan

Visakha tak cuma fokus mengejar prestasi di lapangan, tapi mereka juga serius dalam mengelola klub, terutama dalam hal infrastruktur, aspek bisnis dan juga pembinaan pemain muda yang tentunya sangat menguntungkan bagi ekosistem sepakbola Kamboja.

Sejak awal, klub yang bermukim di utara ibukota Kamboja, Phnom Penh itu mendapat dukungan finansial dari Prince Bank bank terkemuka di sana yang bersama dengan Visakha memiliki visi untuk mengembangkan bakat-bakat muda agar bisa tampil kompetitif di pentas internasional, terlebih dengan Kamboja akan menjadi tuan rumah SEA Games 2023.

Dan, di bawah kepemimpinan Ke Suonsophy saat ini, Visakha semakin menunjukkan progres yang sangat positif. Jejak perkembangan klub tersebut bisa disimak melalui video di bawah ini, bagaimana mereka bisa memiliki stadion, lapangan latihan, pusat kebugaran serta komponen penunjang aktivitas klub yang dikelola secara mandiri.

“[Presiden Klub] Ke Suonsophy [akan] terus memimpin klub, dan ia telah menetapkan target pengembangan dengan Federasi Sepakbola Kamboja [FFC] untuk meningkatkan serta membantu sepakbola di sini,” kata Hok Sochetra, yang sekarang menjabat sebagai sekretaris klub, kepada Khmer Times pada 2018.

“Klub memiliki rencana untuk membuat tim U-14 pada akhir 2019 dan kemudian kami akan bersiap untuk memperkenalkan tim wanita serta tim wanita usia muda di masa depan.”

Bagian dari revolusi sepakbola Kamboja

Kamboja sadar betul akan kualitas sepakbola mereka yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga mereka di kawasan Asia Tenggara.

Untuk itu, mereka serius berbenah dan salah satu langkah yang dilakukan federasi mereka adalah memperbaiki kualitas liga dengan membentuk Cambodian Premier League (CPL) tahun ini sebagai merek kasta tertinggi mereka.

Visakha menjadi salah satu dari delapan tim yang berpartisipasi dalam musim perdana CPL, bersama dengan tim-tim yang sudah memiliki tradisi kuat dan dikelola oleh para profesional seperti Phnom Penh Crown, Preah Khan Reach Svay Rieng dan Boeung Ket.

Yang menarik, federasi Kamboja menyerahkan pengelolaan CPL mereka kepada pihak asing, yakni mantan karyawan klub Spanyol, Barcelona yang berasal dari Jepang, Satoshi Saito.

Di sini, Saito yang berperan sebagai CEO dan timnya, memanfaatkan pengalamannya bekerja di departemen pemasaran Barcelona untuk mengembangkan mutu dan juga mengikuti jejak negara-negara maju seperti Jepang dan bahkan Inggris dalam mengelola seluruh aspek liga mereka.

Perubahan pertama yang dilakukannya adalah membagi liga menjadi dua kasta, dengan 8 tim di kasta tertinggi sedangkan 12 lainnya di divisi dua, ini berbeda dari tahun 2021, saat Kamboja hanya memiliki liga tunggal berisikan 13 tim.

Selain itu, perubahan besar terkait dengan regulasi yang diterapkannya adalah bahwa semua klub harus melalui prosedur lisensi agar memenuhi syarat untuk bermain di kasta tertinggi, dengan kriteria tertentu yang harus dipenuhi.

“Klub perlu mencapai skor dasar 70, yang dinilai berdasarkan berbagai kriteria, seperti status hukum, solvabilitas keuangan, infrastruktur, serta kualitas stadion,” kata Satoshi kepada Cambodia Investment Review.

Dengan regulasi tersebut, maka akan ada peluang bagi para sponsor besar untuk bisa memiliki klub sendiri asalkan memenuhi kriteria lisensi yang diterapkannya.

“Semua klub harus menjadi entitas swasta, yang berarti ada banyak peluang bagi pebisnis untuk mengubah klub milik negara saat ini atau mulai membentuk klub mereka sendiri,” lanjut Satoshi.

“Asalkan mereka memenuhi kriteria lisensi, mereka dapat menjadi bagian dari liga. Pada tahun 2030 kami ingin memiliki klub yang mewakili setiap provinsi di Kamboja.”

Source Link >>> Click Here

#Mengenal #Visakha #Klub #Ambisius #Kamboja #Yang #Sukses #Bantai #Bali #United